MALANG – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) angkatan 2023 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menyelenggarakan pagelaran seni budaya bertemakan Lalita Anakala pada hari Senin, 16 Juni 2025 di Kampus 3 UMM
Pagelaran ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah seni budaya, sekaligus sebagai wadah untuk menampilkan kreativitas mahasiswa dalam bidang tari anak. Lalita Anakala, memiliki arti kegembiraan anak-anak, menyuguhkan keanekaragaman tema yang dekat dengan dunia anak, antara lain hewan, tumbuhan, profesi, cuaca, transportasi, dan dolanan (permainan tradisional).
Setiap kelompok mahasiswa menampilkan karya tari modifikasi anak, dengan koreografi, kostum, dan musik yang disesuaikan dengan karakteristik tema masing-masing. Pagelaran ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap seni budaya, sekaligus sebagai sarana edukatif mengenalkan nilai-nilai budaya kepada generasi penerus melalui pendekatan estetika dan pedagogi.
Dosen pengampu mata kuliah Seni Budaya, Dr. Arina Restian, S.Pd., M.Pd, menyampaikan apresiasinya terhadap pagelaran ini. “Pagelaran ini benar-benar luar biasa. Mahasiswa angkatan 2023 telah menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi, dibarengi dengan kualitas karya yang mengesankan. Kekompakan dan kerjasama tim yang ditunjukkan selama persiapan hingga pelaksanaan acara patut diacungi jempol. Ini adalah bukti nyata bahwa generasi ini memiliki potensi besar dalam berkarya dan berkolaborasi,” ujar Arina Restian.
Ketua Laboratorium Ke-SD-an PGSD UMM, Ima Wahyu Putri Utami, S.Pd, M.Pd, menjelaskan pagelaran ini menunjukkan potensi mahasiswa sebagai calon guru kompeten secara akademik, sekaligus kreatif dan inovatif.
“Melalui pagelaran ini mahasiswa calon guru dilatih untuk menyiapkan kreasi tari yang nantinya sebagai bekal mereka menjadi seorang guru khususnya di sekolah dasar,” kata Ima Wahyu Putri Utami.
Sementara itu, ketua pelaksana kegiatan, Rani Adila Putri, mengungkapkan rasa bangganya atas kerja keras seluruh tim. “Kami ingin mempersembahkan sesuatu yang bukan hanya sekadar tugas kuliah, tetapi menjadi pengalaman bermakna yang membekas. Kami belajar tentang kerja tim, kreativitas, dan menciptakan karya seni yang dekat dengan dunia anak,” jelas Rani.
Sekedar diketahui, tambah Rani, pagelaran ini dihadiri sejumlah dosen pembimbing, civitas akademika UMM, serta mahasiswa dari program studi lain. Antusiasme penonton menjadi bukti bahwa karya seni anak-anak tetap memiliki ruang istimewa dalam dunia pendidikan dan budaya Indonesia. (nuzula hidayatul khusna)
0 Komentar