![]() |
Foto bersama usai pelatihan. |
MALANG– Bidang Public Relations Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang sukses menyelenggarakan kegiatan Disaster Media Training: Social Media, Photography, and Videography for Disaster Response pada Sabtu, 11 Oktober 2025 bertempat di Edupark UMM (Lab Perikanan Lantai 3).
Kegiatan ini diikuti oleh anggota aktif Maharesigana UMM periode 2025–2027 serta beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang memiliki minat di bidang komunikasi kebencanaan. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan relawan dalam mengelola informasi kebencanaan melalui media sosial, fotografi, dan videografi secara informatif, empatik, dan etis.
Kegiatan ini menghadirkan tiga pemateri dari bidang komunikasi dan kebencanaan yang masing-masing membagikan pengalaman serta pengetahuan praktisnya kepada para peserta. Rino Anugrawan, S.I.Kom. membawakan materi “How to Make a Journalistic Video at Disaster Location” dengan memberikan pembekalan mengenai teknik dasar sinematografi, pengambilan footage di lokasi bencana, serta penyusunan video liputan yang menggugah namun tetap informatif.
![]() |
Suasana pelatihan Disaster Media Training |
Sementara itu, Rahadi, M.Si. menyampaikan materi “How to Take Journalistic Photos at Disaster Location” yang berfokus pada teknik pengambilan foto jurnalistik yang beretika serta cara membangun narasi visual yang kuat tanpa mengeksploitasi korban. Sebagai penutup, Fadhila Azzahra Salsabila membawakan materi “How to Be a Social Media Specialist” yang mengajarkan strategi pengelolaan media sosial kebencanaan, mulai dari penulisan konten dan desain visual hingga pemanfaatan AI tools untuk membuat caption dan press release yang komunikatif dan menarik.
Peserta diberi kesempatan langsung untuk mempraktikkan materi yang disampaikan, seperti pengambilan foto, pembuatan video singkat, serta penulisan caption media sosial.
Pembina Maharesigana UMM, Rindya Ferry Indrawan, S.Pi, MP, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai pelatihan tersebut menjadi langkah penting dalam membentuk relawan yang cerdas dan berdaya di bidang komunikasi kebencanaan.
“Pelatihan seperti ini sangat penting untuk membentuk relawan yang tidak hanya tangguh secara fisik, tapi juga cerdas secara sosial. Informasi yang mereka sampaikan bisa sangat berpengaruh terhadap persepsi publik dalam melihat penanganan bencana,” ungkapnya.
Rindya juga berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan agar kemampuan komunikasi relawan semakin terasah.
![]() |
Nara sumber Maharesigana UMM ketika menyampaikan materi. |
Dalam kesempatan yang sama, Fadhila Azzahra Salsabila menekankan pentingnya peran media sosial dalam menyebarkan pesan kemanusiaan.
“Relawan bencana bukan hanya harus sigap di lapangan, tetapi juga harus mampu menyampaikan informasi yang edukatif dan empatik. Media sosial bisa menjadi ruang edukasi bila dikelola dengan baik,” tuturnya.
Melalui pelatihan ini, anggota Maharesigana UMM diharapkan mampu menjadi komunikator bencana yang profesional dan berintegritas, serta siap mengelola informasi kebencanaan secara cepat, akurat, dan humanis.
“Ke depannya, kami berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan untuk memperkuat kapasitas relawan dalam menghadapi tantangan komunikasi bencana di era digital,” tambah Sinta Dwi Kurniawati, selaku ketua pelaksana kegiatan.
Melalui Disaster Media Training, Maharesigana UMM terus berupaya mencetak relawan yang tidak hanya tangguh di lapangan, tetapi juga mampu menjadi jembatan informasi dan empati bagi masyarakat luas. (dila)
0 Komentar