TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG – Sebuah terobosan baru datang dari mahasiswa Prodi Akuakultur Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) angkatan 2020, Sintiya Eka Nurhanifah Nim 202010650311009. Mereka bersama dengan rekan-rekan mahasiswa dari jurusan Teknik Mesin dan Informatika berhasil menciptakan solusi revolusioner untuk mengatasi permasalahan petambak udang Vannamei dengan menghadirkan Integrated EAS (Emergency Alert System).
Permasalahan pengendalian kualitas air tambak masih menjadi persoalan turun-menurun para petambak udang. Hal ini dikarenakan faktor utama dalam keberhasilan budidaya udang adalah pengkondisian kualitas air pada tambak. Parameter suhu, ph, salinitas, TDS (Total Dissolved Solid), oksigen, dan amonia akan mempengaruhi proses metabolisme pada udang, seperti keaktifan mencari pakan, proses pencernaan dan pertumbuhan udang. Oleh karena itu, implementasi sistem pengendalian kualitas air yang efektif menjadi kunci utama dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petambak udang.
![]() |
Teknologi EAS mahasiswa Akuakultur UMM, solusi petambak dalam mengatasi masalah budidaya udang vanname |
Salah satu kendala bagi para petambak udang adalah dalam melakukan pengecekan kualitas air yang masih menggunakan metode konvensional yang hanya dilakukan 2 kali sehari, pengecekan kualitas air yang tidak berkala atau terus menerus ini dapat mengakibatkan perubahan mendadak pada kualitas air tanpa diketahui oleh petambak udang sehingga berdampak buruk pada proses budidaya udang dan mengakibatkan petambak gagal panen. Hal ini dapat berdampak buruk pada proses budidaya udang dan mengakibatkan petambak menjadi gagal panen. Pengembangan sistem monitoring real-time dan pengecekan kualitas air secara lebih dapat menjadi solusi untuk mengatasi kenda;a tersebut dan membantu petambak untuk mengambil tindakan cepat dalam menjaga kualitas air tambak.
Karsa cipta ini mempunyai keunggulan dengan dilengkapi aplikasi Warning System, yang akan muncul ketika nilai suhu, pH, TDS, oksigen, amonia atau salinitas air tambak tidak sesuai dengan ketentuan range dari parameter yang sudah ditentukan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Aplikasi ini juga dilengkapi dengan konversi nilai amonia yang didapatkan dari nilai pH dan suhu, sehingga tingkat toksisitas amonia dapat dikontrol setiap saat. Warning System ini digunakan untuk mempermudah para petani tambak dalam menentukan kapan sebaiknya menabur benur, sehingga diharapkan hasil panen para petani tambak mendapatkan hasil yang sesuai.
![]() |
Teknologi EAS karya mahasiswa Akuakultur UMM |
Alat deteksi kualitas air ini dapat mengukur parameter kualitas air seperti suhu, Ph, salinitas, TDS (Total Dissolved Solid), oksigen, dan amonia secara real-time, sehingga tingkat toksisitas air pada tambak udang masih dapat di kontrol, alat ini dikembangkan dengan menggabungkan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dan sistem pemantauan berbasis IoT (Internet Of Things). Data yang diperoleh dari ke-6 sensor tersebut akan terintegrasi langsung melalui aplikasi Water Quality Controlling, sehingga para petani tambak hanya perlu memantau kualitas air mereka melalui aplikasi.
Aplikasi ini dilengkapi dengan Emergency Alert System atau sebuah peringatan ketika nilai dari deteksi ke-6 sensor kualitas air tersebut tidak sesuai dengan nilai yang bagus untuk budidaya udang, sehingga para petani tambak dapat melakukan tindakan preventif sebelum kualitas air tambak makin memburuk.
Alat deteksi kualitas air ini menunjukkan bahwa inovasi mahasiswa memiliki potensi besar untuk mendukung indrustri dan mengatasi masalah nyata dalam masyarakat. Semangat untuk terus mengembangkan solusi yang inovatif diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor perikanan tambak yang berkelanjutan. (humas akuakultur umm)
0 Komentar