Subscribe Us

PMM 92 UMM Penyuluhan Praktik Pembuatan Sabun Organik-Anorganik di Kelurahan Bandungrejosari

TABLOIDMATAHATI.COM, MALANG  Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 92 gelombang 7 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada tanggal 13 Februari 2024 menggelar kegiatan penyuluhan pembuatan sabun organik dan anorganik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk mengaplikasikan hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.

Penyuluhan tersebut dilaksanakan di Balai Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Tim PMM 92 UMM berada di bawah pendampingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)  Muhammad Khoirul Fuddin SE, ME, yang beranggotakan 5 mahasiswa yaitu Muh. Naufal Farasa, Rohmatul Afidah, Fitriani Amalia P, Maura Alivia dan Kurnia Mawaddah.

Tim PMM 92 UMM bersama peserta pembuatan sabun organik-anorganik

Program penyuluhan dilaksanakan di Balai RW 10 Kelurahan Bandungrejosari dalam rangka untuk memberikan kontribusi positif kepada komunitas sekitar, tim PMM 92 UMM mengambil inisiatif memberikan penyuluhan tentang pembuatan sabun organik yang berasal dari buah lerak serta sabun anorganik dari bahan kimia yang mudah ditemukan di masyarakat.

Melalui penyuluhan dan praktek pembuatan sabun organik-anorganik PMM 92 UMM menggabungkan pengetahuan ilmiah dan kearifan lokal, berharap dapat meningkatkan kesadaran pentingnya kebersihan dan kesehatan masyarakat.

Tim PMM 92 UMM ketika memberikan penyuluhan sekaligus praktek pembuatan sabun organik-anorganik

Sabun organik merupakan salah satu alternatif yang ramah lingkungan dan lebih aman bagi kulit, terutama untuk ibu-ibu rumah tangga yang memiliki kulit sensitif. Dengan menggunakan bahan alami buah lerak yang kemudian direndam seharian, direbus ditambah sedikit garam. Sabun organik tersebut cocok digunakan sabun mencuci piring, mencuci baju, pel dan shampo, dan semisalnya.

Dengan ini PMM 92 UMM memberikan contoh nyata bagaimana sumber daya lokal dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih baik.

Suasana penyuluhan dan praktek pembuatan sabun organik-anorganik

Sementara itu, pembuatan sabun anorganik dari bahan kimia seperti texapone, emal needle, garam halus, pewangi, amphitol, antibakteri, aquadest, dan pewarna juga menjadi fokus dalam penyuluhan ini, menunjukkan dengan pengetahuan yang tepat, bahan-bahan yang awalnya terlihat kompleks dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat.

Salah satu tim PMM 92 UMM, Naufal, menjelaskan tujuan penyuluhan untuk memberdayakan masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Kami ingin menciptakan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan, sambil mempromosikan penggunaan produk lokal yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Peserta ketika praktek membuat sabun organik-anorganik

Kegiatan ini juga mendapat sambutan antusias dari para peserta, seperti yang diungkapkan Pak Rio, salah seorang warga yang ikut serta dalam acara tersebut. “Saya sangat senang bisa belajar cara membuat sabun sendiri. Selain lebih hemat untuk keperluan pemakaian sehari-hari saya juga tahu persis apa yang ada di dalam sabun yang kita gunakan,” ucapnya.

Posting Komentar

0 Komentar