TABLOIDMATAHATI.COM, LAMONGAN– Perempuan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi, perempuan sebagai wirausaha juga sudah tidak asing lagi di masa global saat ini. Wirausaha perempuan (women entrepreneur atau womenpreneur) dianggap sebagai perempuan yang memulai, mendirikan, dan mengelola usaha komersial dan mempunyai potensi dalam pengembangan diri dengan kegiatan pelestarian lingkungan hijau. Hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan para ibu-ibu mengikuti beberapa kegiatan seperti kegiatan UMKM, pengajian-pengajian, hingga penyuluhan tentang ekonomi dan kewirausahaan, dan penyuluhan tentang lingkungan.
Meskipun begitu terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi sehingga sampai saat ini tidak terdapat kawasan hijau yang mendukung di lingkungan. Keterbatasan lahan tanam dalam Kawasan mengakibatkan Kawasan hijau belum dibangun. Tanaman yang terdapat di lingkungan permukiman jumlahnya masih sangat terbatas dan kurang bernilai ekonomi. Hal ini menyebabkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan ibu ibu dalam pemanfaatan lingkungan pemukiman dengan budidaya tanaman masih terbatas.
 |
Tim pengabdian masyarakat UMLA bersama mitra pengabdian |
Meskipun begitu masih terdapat lahan kosong dengan luas area terbatas pada kawasan pemukiman yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman yang produktif dan bernilai ekonomis tanpa lahan tanah seperti dengan sistem hidroponik. Disisi lain, saat ini pengetahuan ibu ibu semakin berkembang mengikuti zaman. Sudah ada berbagai teknologi yang bisa digunakan untuk mengakses informasi secara praktis dan sering digunakan para ibu rumah tangga.
Sebagian besar ibu-ibu sudah memiliki Gadget dan dapat menggunakannya dengan baik Teknologi seperti aplikasi mobile juga dapat digunakan untuk melatih ibu-ibu mengembangkan kemampuannya, terutama dalam bidang pemasaran. Kemampuan pengembangan kemitraan dan kemampuan pemasaran digital diidentifikasi sebagai kompetensi utama dalam membangun kinerja bisnis online yang unggul bagi wirausaha wanita di Indonesia. Saat ini sudah terdapat berbagai aplikasi mobile yang memberikan layanan informasi untuk budidaya tanaman, khususnya budidaya tanaman hidroponik. Meskipun begitu, ibu-ibu PKK mengaku belum mengetahui jenis aplikasi tersebut.
Dalam budidaya hidroponik sistem NFT bekerja dengan lapisan air dangkal sehingga akar bisa teraliri oleh lapisan air yang sudah tercampur dengan larutan nutrisi yang tepat. Hal tersebut membuat produk sistem NFT tumbuh lebih cepat dibandingkan sistem lain. Kelemahan sistem ini adalah biaya instalasi-nya yang cenderung mahal serta penggunaanya yang boros listrik karena pompa harus bekerja selama 24 jam sehari. Rumah sendiri rata rata memiliki kapasitas daya listrik sebesar 900 watt dari aliran listrik PLN yang bisa saja sewaktu-waktu dilakukan pemadaman bergilir. Kondisi tersebut dapat ditangani jika digunakan sumber listrik seperti PLTS mini yang proses penggunaannya jarang diketahui Ibu-ibu.
 |
Penyerahan alat hidroponik oleh tim pengabdian masyarakat UMLA |
Oleh karena itu Dosen Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) yang diketuai oleh Muhammad Ganda Saputra, Dosen Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit melalui program hibah pengabdian Masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melaksanakan kegiatan berupa program “Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Pelatihan Sistem Fotovoltaik pada Budidaya Hidroponik dan Sekolah Kewirausahaan Digitalisasi Pemasaran Produk Olahannya Pada Ibu-ibu PKK Tlogoanyar Lamongan.” Yang diikuti oleh 30 ibu-ibu PKK Yang mana sudah mengenal lingkungan pemukimannya dan memiliki waktu yang cukup dalam memberdayakan budidaya tanaman hidroponik.
Sehingga diharapkan para ibu tersebut dapat belajar dan memiliki kemampuan budidaya tanaman hidroponik dengan memanfaatkan teknologi yang ada sebagai bekal berwirausaha serta pemasaranya dengan ikut berperan aktif dalam meningkatkan kualitas lingkungan pemkiman yang sehat, nyaman dan asri dan meningkatkan pendapatan keluarga. (humas umla/muhammad ganda saputra)
0 Komentar