MALANG– Prodi PAI FAI Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan kegiatan “Pembekalan Praktik Kerja Lapangan (PKL)” untuk mahasiswa Prodi PAI FAI UMM yang akan melaksanakan PKL (magang) pada pada periode tahun ajaran 2024-2025 ini.
PKL akan berlangsung selama dua bulan terhitung dari 15 Juli 2025 sampai dengan 20 September 2025 mendatang. Pada periode ini, sejumlah 46 orang mahasiswa akan melakukan PKL yang tersebar di 5 lembaga pendidikan, baik tingkat SMP dan SMA di wilayah kabupaten/kota di Malang Raya.
Didampingi Kepala Laboratororium PAI, I’anantut Thoifah, M.Pd.I, acara pembekalan PKL dibuka secara resmi oleh Dekan FAI UMM, Prof. Dr. Khozin, M.Si. Dalam sambutannya, Dekan FAI yang juga menjabat Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) PWM Jawa Timur tersebut menegaskan pentingnya membangun karakter dan kompetensi mahasiswa PAI sebagai calon pendidik yang paripurna. Ia menyampaikan bahwa pendidikan bukan hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi mencakup ranah formal, nonformal, dan informal.
“Mahasiswa PAI harus dipersiapkan sejak dini agar mampu berperan sebagai pendidik di berbagai lini kehidupan—di tengah keluarga, di sekolah atau madrasah, dan di masyarakat luas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dekan FAI menekankan bahwa seorang guru PAI harus memiliki penguasaan dasar yang kuat terhadap Bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman. Ia menyebutkan bahwa setidaknya mahasiswa harus memahami kitab Tafsir Jalalain untuk memperkuat kemampuan membaca dan memahami Al-Qur’an, serta kitab Bulughul Maram sebagai dasar ilmu fikih.
Tiga profil utama yang harus dimiliki mahasiswa PAI, menurutnya, adalah: memahami ajaran Islam, mengajarkannya kepada orang lain, dan menyebarkannya melalui dakwah. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menjadi teladan dan inspirasi bagi masyarakat.
Dekan FAI juga berharap agar mahasiswa PAI mampu meneladani—atau dalam istilahnya, “mengkloning”—tokoh-tokoh pendakwah Islam yang mumpuni dan memberi manfaat nyata bagi umat. “Guru agama masa kini tidak cukup hanya bisa mengajar. Mereka harus mampu menulis, berceramah, dan memiliki wawasan yang luas,” tegasnya.
Untuk itu, ia menggarisbawahi pentingnya menguasai Bahasa Arab, Bahasa Inggris, serta semangat dan karakter khas Hizbul Wathan (HW) sebagai nilai tambah yang harus dimiliki oleh mahasiswa PAI.
Menutup sambutannya, Dekan FAI mengucapkan selamat dan sukses kepada seluruh mahasiswa PAI yang akan menjalani Praktik Kerja Lapangan, sembari berharap pengalaman ini dapat menjadi bekal berharga untuk kiprah mereka sebagai pendidik profesional di masa depan. (dina)
0 Komentar