![]() |
PMM UMM ketika praktek pengolahan ecoenzym. |
MALANG – Program kerja (proker) mahasiswa Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang ini sangat inspiratif. Sebab melakukan inovasi hijau dengan mengubah limbah kulit jeruk menjadi eco enzyme.
Hal ini dijelaskan Koordinator PMM UMM, Rizky Aris Al-Nashihi (202310410311193). Bahwa selain dirinya PMM UMM terdiri dari anggota Nova Auliah Febriani (202310410311212-Sekretaris), Azriza Aisya Az-zahra (202310410311195- PDD), Alya Naura Tifania Ayu (202310410311201-Humas), dan Baharudin Darusman (202310410311210-Bendahara). Mereka dalam melaksanakan program kerja di bawah arahan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Wahid Muhammad Shodiq, SP, MP.
Menurut Rizky, Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Melalui Pembuatan Ecoenzyme dari Limbah Jeruk yakni mengubah limbah kulit jeruk menjadi pupuk organik cair yang sangat bermanfaat. Program ini tak hanya mengatasi masalah sampah, tetapi juga membuka jalan menuju praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di desa ini.
Kata Rizky, Desa Sukodadi dikenal sentra produksi jeruk namun ada tantangan setiap panen karena menyisakan limbah limbah jeruk disebabkan hasil sortir atau jeruk yang kualitas rendah (buruk) secara ekonomis.
Jeruk kualitas rendah tersebut akhirnya terbuang menumpuk menjadi limbah. Kondisi ini bisa mencemari lingkungan sekaligus berpotensi menghasilkan gas metana yang berbahaya. Melihat permasalahan ini, tim PMM UMM Desa Sukodadi mencari solusi inovatif dapat mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Humas PMM UMM Desa Sukodadi, Alya Naura Tifania Ayu mengungkapkan tahap awal melakukan survei dan perkenalan pada perangkat desa serta masyarakat. Setelah itu pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan pada minggu ketiga PMM UMM. Hal ini disebabkan proses fermentasi ecoenzyme membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, hasil awal yang dibuat bersama para petani diperkirakan siap panen dan digunakan pada akhir November 2025.
Alya menambahkan pelaksanaan program ini merupakan wujud nyata sinergi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa. Tim PMM UMM bertindak sebagai fasilitator dan edukator utama. Tahapan pelaksanaan program pengumpulan limbah jeruk, percobaan pembuatan ecoenzym sendiri di posko, evaluasi hasil ecoenzym, sosialisasi kepada masyarakat Desa Sukodadi terkait Ecoenzym, demo membuat ecoenzym bersama masyarakat Desa Sukodadi, memberikan hasil ecoenzym yang sudah berhasil kepada masyarakat Sukodadi.
Alya menegaskan sosialisasi ecoenzym dari limbah jeruk karena ingin mengatasi tumpukan limbah kulit jeruk yang tidak terpakai dan meningkatkan kesuburan tanah Desa Sukodadi yang mayoritas petani jeruk dan lahan hijau terbuka luas. Ecoenzym akan berperan baik menyuburkan tanah secara alami dan ramah lingkungan karena mengandung mikroorganisme.
Melalui inovasi solutif ini, PMM UMM Desa Sukodadi menjadi bukti bahwa mahasiswa UMM mampu menebrikan solusi sekaligus bekal pada petani jeruk Sukodadi untuk mengelola limbahnya menjadi aset berharga.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam mewujudkan pembangunan yang lebih bersih, hijau, dan mandiri secara pertanian. (rilis: pmm umm sukodadi/don)
0 Komentar