 |
| Foto bersama Kepsek SMK Mutu Gondanglegi, ustadz Munali, bersama rombongan ketika mengunjungi salah satu industry minuman Singapura. |
MALANG– Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi (SMK Mutu) ustadz Munali, ST, M.Pd, bersama rombongan Majlis Dikdasmen PNF PWM Jatim, selain studi konsep pendidikan-pmbelajaran MCE (Marshalla Cavendish Education) dan Lotus Bridge International School (LBIS) juga mengunjungi salah satu industry minuman dunia. Kunjungan ini untuk melihat lebih dekat bagaimana implementasi teknologi dalam suatu industry modern.
Menurut ustadz Munali ketika berada di perusahaan yang berdiri sekitar tahun 1800-an tersebut jelas terlihat bagaimana proses produksi mulai pengemasan, pembungkusan produk minuman berbasis ICT atau teknologi modern. System robotic sudah berjalan mulai proses awal hingga pengemasan. Jarang menggunakan sumber daya insani kecuali hanya satuan orang yang terlihat di dalam ruangan sebagai operator. Rombongan ketika berada di ruang produksi hanya diperbolehkan melihat dari dinding kaca.
 |
| Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi (SMK Mutu) ustadz Munali ketika di lokasi industri di Singapura. |
Meski begitu, tandas ustadz Munali, sebagai pimpinan sekolah kejuruan langsung berfikir bahwa teknologi industry modern menjadi tantangan untuk membekali lulusan SMK Mutu Gondanglegi dengan kemampuan dalam mengoperasikan peralatan yang berbasis teknologi-robotik.
“Semua berbasis logika, control digital, tetapi karakter juga sangat diperlukan. Kerja tidak diawasi manusia, tetapi diawasi oleh produk yang dihasilkan,” ujar ustadz Munali.
Catatan ustadz Munali hasil kunjungan industri tersebut, muncul inspirasi untuk segera menggagas konsep pendidikan vokasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Menyiapkan system yang terbaik (berbasis teknologi), untuk pembiasaan siswa sehingga ketika lulus langsung bisa beradaptasi dengan dunia industry global yang semakin bergantung kepada system robotica. (humas/don)
0 Komentar