Subscribe Us

PMM UMM Sosialisasi Kesehatan-Penggunaan Obat di Posyandu Nusa Indah Tegalsari Jember

Tim PMM UMM bersama kader Posyandu

JEMBER – Mahasiswa anggota PMM dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang beranggotakan Bagas Aditya Pratama (koordinator), Zhafira Salsabila (Sekretaris), Putri Octa Wahyuningtyas (Bendahara), M. Rafli Habibi (Humas), Toffa Reizzal Prasetyo (PDD), ini dalam bimbingan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Nawang Sulistyani, M.Pd, melaksanakan program kerja (proker) sosialisasi peningkatan kesadaran Kesehatan masyarakat di Posyandu Nusa Indah 23 dan 24a, Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, (5/8) 2025.

Dijelaskan Koordinator PMM UMM, Bagas, pelaksanaan kegiatan ini sebagai bentuk pelaksanaan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (PMM UMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi Hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Salah satu wujud hilirisasi dimaksud dengan menggelar kegiatan penyuluhan penyakit hipertensi, edukasi penggunaan obat yang benar, serta pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga, khususnya lansia dan balita.

“Kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa di bidang kesehatan masyarakat. Tak hanya mengedukasi, PMM UMM ini juga memberikan layanan kesehatan dasar seperti cek tekanan darah, berat badan, dan konsultasi kesehatan ringan pada warga setempat,” ujar Bagas.

Menurut Bagas, kegiatan bidang kesehatan ini menyasar kelompok usia lanjut (lansia) sebagai prioritas utama. Sebab lansia merupakan kelompok rentan penyakit degeneratif seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) yang dapat berujung pada komplikasi jika tidak ditangani dengan baik.

Penyuluhan dilakukan secara interaktif, dengan pemaparan materi, tanya jawab, serta pembagian leaflet edukatif. Tak hanya fokus pada teori, mahasiswa PMM UMM juga menyampaikan cara mengenali gejala awal hipertensi dan pentingnya pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Menariknya, tandas Bagas, ketika penyuluhan materi yang disampaikan juga membahas berbagai mitos yang kerap dipercaya tentang hipertensi. Salah satu yang cukup sering muncul adalah anggapan bahwa konsumsi daging kambing secara otomatis menyebabkan tekanan darah tinggi.

Pendekatan komunikasi yang efektif suasana penyuluhan menjadi komunikatif sehingga warga yang hadir banyak bertanya dan berbagi pengalaman pribadi seputar kesehatan mereka. Selain materi hipertensi, tim PMM UMM juga penyuluhan tentang cara penggunaan obat yang benar, mengingat masih banyak masyarakat—terutama lansia—yang belum memahami aturan konsumsi obat secara tepat.

Dalam sesi ini, mahasiswa menjelaskan hal-hal mendasar seperti: pentingnya membaca label dan aturan pakai obat, waktu tepat mengonsumsi obat (sebelum/sesudah makan), bahaya menghentikan konsumsi obat tanpa arahan tenaga medis, efek samping obat dan cara menyikapinya. Berikutnya, larangan mengonsumsi obat bersama bahan-bahan tertentu seperti kopi, jamu, atau susu dalam waktu bersamaan.

“Penyuluhan ini disambut antusias peserta posyandu. Beberapa lansia bahkan mengaku baru mengetahui bahwa ada obat tertentu yang tidak boleh diminum bersamaan karena bisa menimbulkan interaksi yang membahayakan tubuh,” ucap Bagas.

Sementara itu, Bidang Humas PMM UMM, Rafli, menyebutkan tim PMM UMM juga pemeriksaan kesehatan gratis. Meliputi pengukuran tekanan darah, berat badan, hingga pengecekan kondisi umum kesehatan. Pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi dini risiko hipertensi dan membantu warga mengenali kondisi tubuh mereka saat ini.

Data hasil pemeriksaan dicatat tim mahasiswa PMM UMM diberikan kepada warga untuk dibawa saat kontrol ke puskesmas atau klinik terdekat. Termasuk warga yang terdeteksi memiliki hipertensi arahan mendapatkan penanganan lebih lanjut dari tenaga medis.
“Kami sampaikan terima kasih kepada kader Posyandu Nusa Indah 23 dan 24a yang membantu kesuksesan program PMM UMM,” kata Rafli.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa PMM UMM menjalankan tugas akademik sekaligus membuktikan perannya sebagai agen perubahan sosial yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Hal ini pembelajaran bagi para mahasiswa berkomunikasi dengan masyarakat, mengidentifikasi masalah kesehatan, serta menyampaikan edukasi dengan bahasa mudah dimengerti.

Harapan ke depan kegiatan serupa bisa terus dilanjutkan, tidak hanya di Desa Tegalsari, tetapi juga di desa-desa lain yang memiliki keterbatasan akses informasi dan layanan kesehatan. (rilis: pmm umm/don)

Posting Komentar

0 Komentar