MALANG – Konsep pembelajaran Deep Learning telah disosialisasikan secara gencar dan mulai dilaksanakan diberbagai level sekolah. Sekolah Dasar (SD) sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
Salah satu lembaga pendidikan yang setara SMA adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Konsep Deep Learning adalah bukan Kurikulum, hanya sebatas pendekatan pembelajaran, kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti diberbagai kesempatan.
Secara substansi mungkin tidak berbeda tujuan dari pendekatan Deep Learning, atau lebih dikenal dengan Pembelajaran Mendalam (PM). Sebagai contoh adalah dimensi profil lulusan yang sebelumnya disebut dengan P5, ada kemungkinan diganti dengan istilah Profil Lulusan 8 Dimensi. Dasar dari munculnya Elemen 8 dimensi adalah terkait dengan aspek. Pembelajaran Mendalam (PM) yaitu pembelanaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Dari 3 aspek tersebut akhirnya ditemukan 8 elemen Profil Lulusan, yaitu. Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan YME, Kewarganegaraan, Kemandirian, Komunikasi, Kesehatan, Kolaborasi, Penalaran Kritis. memang secara spesifik indikator dari 8 elemen profil belum dijabarkan secara khusus, tetapi jika melihat dari 8 dimensi tersebut dapat diambil beberapa yang sudah sering dilakukan di sekolah level SMK.
SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi (SMK Mutu) menyikapi 8 dimensi elemen tersebut dengan kolaborasi karakter atau budaya industri, yaitu dengan substansi yang sama karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang yang masuk di industri, misalnya, Kemandirian, Kesehatan, Kolaborasi, Kritis, Komunikasi, dan Cinta Tanah, air termasuk yang utama adalah tentang ketaqwaan, ketuhanan.
Untuk mensinkronkan dengan program dan pembelajaran di sekolah, salah satu aspek yang dilaksanakan adalah menyiapkan diri sebelum beraktifitas dengan kedisiplinan, kesehatan, komunikasi dan kemandirian. siswa dilatih bersama guru untuk menyiapkan diri menjadi pribadi yang bertanggungjawab, disiplin, patuh dan sehat.
Program tersebut dilakukan di beberapa kompetensi keahlian misalnya, TKRO, TAB, TITL, dan beberapa kompetensi keahlian lain secara bersamaan melalui kegiatan bimtalsik, (bimbingan Mental dan fisik).
Ada kegiatan khusus yang dilakukan dikompetensi keahlian TKRO yaitu, senam pagi sebelum kegiatan belajar mengajar praktik di bengkel. Siswa dikondisikan dengan guru untuk betul betul siap secara fisik, sikap, mental, pikiran untuk belajar saat itu. Tujuannya siswa mengerti materi yang akan dipelajari, siswa paham bahwa fokus dan konsetrasi dapat dan perlu dilatih sejak dini.
Sementara itu Kaprogli TKRO, Drs Alip Supriyadi, M.Pd menjelaskan program senam di awal kegiatan berfungi untuk mengkondisikan agar anak anak tetap rileks, tidak tegang spaneng saat pelajaran, sehingga perlu dilemaskan otot otot, syarafnya. harapan dan tujuan agar anak anak tetap tumbuh sehat, semangat, disiplin, tertib, sebagaimana budaya industri global menerapkan.
Di tempat berbeda, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, ustadz Munali, ST, M.Pd, berharap kegiatan ini dapat dilakukan oleh semua guru, tidak hanya guru praktik keterampilan, tetap semua guru mata pelajaran. agar ada kenyamanan, kebersamaan dan kedekatan emosi antara guru dan murid ketika proses pembelajaran. Komunikasi juga dapat dilakukan, dan kesempatan anak anak untuk belajar kemandirian dan tanggungjawab semakin banyak kesempatan. (humas/mnl)
0 Komentar