Subscribe Us

PMM UMM Bersama Warga Bengkelo Lor, Ubah Limbah Jabung Jadi Produk Unik


 GRESIK– Mahasiswa Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses mengubah limbah daun jagung (klobot) menjadi produk ekonomi bahkan menjadi produk khas Bengkelo Lor, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik.

Sukses ini, dijelaskan koordinator kelompok PMM UMM Hafid Novembra Arfintana disapa Hafid, bahwa selain dirinya anggota PMM UMM terdiri atas nama Mochammad Andika Pratama, Candra Septian Maulana, Mela Himatul Aliyah, dan Marcella Nathania Putri Rianto. Mereka di bawah arahan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Luqman Dzul Hilmi, SE, MBA. Perlu diketahui Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Menurut Hafid, secara agraris Desa Bengkelo Lor dikenal sebagai desa penghasil jagung. Hasil pertanian yang melimpah terdapat persoalan limbah pertanian. Salah satunya adalah klobot jagung (kulit pembungkus jagung). Oleh para petani setempat klobot jagung dijadikan pakan ternak. Namun oleh mahasiswa PMM UMM klobot jagung diubah menjadi produk bernilai ekonomis dalam bentuk kerajinan tangan.

Tujuannya bukan sekadar menghadirkan kreativitas baru, melainkan membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat desa. Inisiatif tersebut diwujudkan dalam bentuk pelatihan pembuatan produk Senin, 19 Agustus 2025, di Balai Desa Bengkelo Lor.

Kegiatan ini dihadiri peserta perangkat desa, anggota PKK, serta seluruh anggota tim PMM. Dimulai dari pemaparan singkat potensi klobot jagung sebagai bahan dasar kerajinan. Tim PMM mempraktikkan bagaimana limbah klobot diolah menjadi produk sederhana namun bermanfaat, seperti kotak tisu dan wallpaper. Setelah demonstrasi, giliran ibu-ibu PKK mempraktikkan sendiri teknik pengolahan klobot.

Dari menata, merekatkan, hingga menyusun pola, semua dilakukan dengan bimbingan mahasiswa PMM UMM. Antusiasme para peserta terasa sepanjang kegiatan. Hal ini menandakan bahwa proses belajar tidak hanya memberi wawasan baru, tetapi juga menghadirkan kebersamaan.

Banyak di antara ibu-ibu yang aktif bertanya, mulai dari teknik dasar pembuatan, daya tahan produk, hingga peluang pemasaran hasil kerajinan. Suasana diskusi yang hidup menunjukkan adanya rasa ingin tahu sekaligus harapan besar agar keterampilan baru ini dapat dikembangkan lebih lanjut.

Kegiatan ini ditutup dengan sebuah refleksi sederhana bahwa Desa Bengkelo Lor sejatinya menyimpan banyak potensi yang bisa digali dari sumber daya yang selama ini kurang dimanfaatkan. Klobot jagung, yang awalnya dianggap limbah, dapat menjadi identitas khas desa apabila dikelola dengan serius. Jika kelak dikembangkan sebagai usaha desa, produk kerajinan berbahan klobot bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat, tetapi juga berkontribusi nyata pada perekonomian lokal.

Lebih dari sekadar kegiatan pelatihan, inisiatif ini memberi pesan penting bahwa kemajuan desa tidak selalu harus datang dari hal-hal besar, melainkan bisa dimulai dari keberanian untuk melihat nilai pada sesuatu yang sederhana. Dari selembar klobot, lahirlah harapan baru. Bengkelo Lor menunjukkan bahwa desa tidak hanya bisa menjadi penonton perubahan, tetapi juga pencipta peluang, mandiri, dan berdaya.

Sementara itu, Kepala Desa Bengkelo Lor, Bapak Purwanto, SS, memberikan apresiasi pada mahasiswa PMM UMM sudah meberikan wawasan dan praktk langsung tentang memanfaatkan klobot menjadi produk bernilai ekonomis. Gagasan tersebut potensi dikembangkan menjadi peluang usaha desa. Apalagi saat ini Bengkelo Lor proses mempersiapkan pembentukan koperasi desa, sehingga hadirnya inovasi ini bisa menjadi produk unggulan yang mendukung perekonomian lokal.

“Ide ini sangat bagus dan bisa menjadi peluang besar untuk usaha desa. Selama ini, setiap kali ada acara di desa, kami kerap mengambil tenun dari luar sebagai cenderamata. Akan jauh lebih membanggakan bila kelak desa ini memiliki produk khasnya sendiri,” ujar Bapak Purwanto. (rilis: pmm umm/don)

Posting Komentar

0 Komentar