Subscribe Us

Maharesigana UMM-MDMC Latih Santri MBS Mojokerto Kesiapsiagaan Bencana

Foto bersama antara MDMC-Maharesigana UMM, dan MBS Mojokerto.


MOJOKERTO – Ratusan siswa Muhammadiyah Boarding School (MBS) Mojokerto menjalani ujian terpenting mereka di luar akademik pada Jumat, 3 Oktober 2025. Mereka terlibat dalam Simulasi Kebakaran skala besar, sebuah tindak lanjut vital dari rangkaian pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang telah digelar intensif pada 24–26 September 2025.

Program kolaboratif ini diinisiasi oleh Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), bertujuan untuk menguji kesiapan seluruh warga sekolah dalam menghadapi situasi darurat nyata. Skema simulasi yang dibuat begitu realistis, melatih siswa dan staf untuk melakukan evakuasi mandiri, pemadaman api awal, dan pertolongan pertama pada korban.

Santri MBS Mojokerto ketika simulasi kebaran. 


Simulasi ini bukan sekadar rutinitas, melainkan upaya Maharesigana UMM untuk mencetak generasi muda yang proaktif dalam menghadapi krisis.

Ketua Umum Maharesigana UMM, Rindya Ferry Indrawan, menekankan, “Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa bisa menjadi motor penggerak budaya siaga bencana. Melalui simulasi ini, kami berharap adik-adik di Muhammadiyah Boarding School tidak hanya tahu prosedur evakuasi, tetapi juga berani mengambil peran ketika keadaan darurat terjadi,” tegasnya, menyoroti pentingnya keberanian bertindak.

Antusias santri MBS Mojokerto ketika melaksanakan simulasi kesiapsiagaan kebakaran.

Tingginya komitmen terhadap penguatan keterampilan praktis ini juga mendapat dukungan langsung dari pusat. Acara simulasi turut dihadiri oleh Ketua Pimpinan Pusat MDMC, Budi Setiawan, S.T., M.T. Beliau menegaskan bahwa aksi di lapangan jauh lebih krusial dibandingkan teori di kelas.

“Kesiapsiagaan bukan hanya teori, tapi keterampilan yang harus terus dilatih agar warga sekolah siap bertindak saat bencana benar-benar datang,” ujarnya, mendorong agar MBS Mojokerto terus menjaga standar kesiapsiagaan tertinggi.

Suasana simulasi kebakaran di MBS Mojokerto atas kerjasama Maharesigana UMM-MDMC.

Pihak sekolah menyambut baik dan menjadikan program ini sebagai pilar penting dalam pendidikan karakter. Direktur Muhammadiyah Boarding School Mojokerto menjelaskan, “Pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam mendorong penguatan kapasitas warga pondok, khususnya generasi muda, agar memiliki kesiapsiagaan yang memadai.”

Ia memandang inisiatif ini strategis: “Kami memandang sekolah sebagai ruang strategis untuk menanamkan budaya siaga sejak dini, sehingga peserta didik tidak hanya terampil dalam aspek akademik, tetapi juga tangguh menghadapi situasi krisis.”

Dengan suksesnya simulasi ini, MBS Mojokerto telah membuktikan bahwa pendidikan tanggap bencana adalah prioritas, memastikan setiap warga sekolah siap menghadapi tantangan darurat di masa depan. (della)

Posting Komentar

0 Komentar