![]() |
| Tim PKM dosen Unesa dan mitra pengabdian menunjukkan hasil pelatihan pengecoran logam. |
SURABAYA– Perkembangan teknologi manufaktur dan material menuntut masyarakat beradaptasi dengan cepat, salah satunya adalah teknik pengecoran logamkarena memiliki peran penting dalam proses pembuatan komponen mesin, peralatan rumah tangga, hingga peralatan otomotif. Namun, keterbatasan sarana dan minimnya pelatihan praktis menyebabkan pengetahuan masyarakat, terutama generasi muda, tentang teknologi ini masih rendah.
Melihat kondisi tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melaksanakan kegiatan bertajuk “Redesain Tungku Pengecoran dan Pelatihan Pembuatan Moulding bagi Pemuda Karang Taruna RT 04 RW 1 Ketintang Surabaya.” Kegiatan ini dijelaskan Ketua Tim PKM dosen Unesa Dr. Mochamad Arif Irfa’i, S.Pd, MT.
![]() |
| Tim PKM Unesa ketika menyampaikan materi. |
Menurut Mochamad Arif Irfa’i disapa Dr. Arif Irfa’i, selain dirinya tim pengabdian masyarakat ini beranggotakan Hanna Zakiyya, ST, MT, Tri Hartutuk Ningsih, ST, MT, Diastian Vinaya Wijanarko, ST, MT, Ika Nurjannah, S.Pd, MT, dan Soetarjo. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut Unesa mengimplementasikan teknologi tepat guna aplikatif, agar keterampilan teknis masyarakat meningkat dan mandiri.
Dijelaskan Dr. Arif Irfa’i keterampilan pengecoran logam selain produksi juga efisiensi energi, keselamatan kerja, dan keberlanjutan lingkungan. Nah, melalui kegiatan ini, tim dosen Unesa memperkenalkan sistem tungku yang dirancang ulang agar lebih efisien, aman, dan mudah dioperasikan, sehingga mampu menjadi model pembelajaran bagi masyarakat. Harapannya program ini dapat menumbuhkan minat generasi muda terhadap teknik manufaktur dan membuka peluang usaha berbasis keterampilan logam.
Perlu diketahui ini kegiatan difasilitasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Fakultas Teknik Unesa dan didukung oleh Laboratorium Pengecoran Logam Fakultas Teknik Unesa.
![]() |
| Tim pengabdian dosen Unesa. |
Menurut Dr. Arif Irfa’i, kegiatan ini untuk menghubungkan kemampuan akademik dosen dengan kebutuhan praktis masyarakat khususnya para pemuda namun tidak punya akses praktik langsung. Melalui kegiatan ini tim dosen Unesa menjembatani hal itu dengan pendekatan teknologi yang sederhana dan bisa diterapkan di lingkungan mereka sendiri.
Kata Dr. Arif Irfa’i pelatihan dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama pemberian teori dasar pengecoran logam. Sedangkan tahap kedua praktik pembuatan cetakan pasir (moulding) serta proses pengecoran aluminium. Tahap teori, peserta mempelajari konsep dasar pembuatan pola, teknik penuangan logam cair, dan prinsip keselamatan kerja di area pengecoran. Sementara pada tahap praktik, peserta terlibat langsung dalam pembuatan pola kayu, pencetakan pasir, penuangan logam cair menggunakan tungku hasil redesain, hingga proses pembongkaran dan pembersihan hasil cor.
Kegiatan praktik ini menghasilkan produk nyata berupa pulley dan aksesoris otomotif sederhana. Seluruh proses dilaksanakan di Laboratorium Pengecoran Logam Fakultas Teknik Unesa dengan pendampingan penuh dari dosen dan tim instruktur.
![]() |
| Melalui program PKM tim dosen Unesa menghubungkan kemampuan akademik dosen dengan kebutuhan praktis masyarakat. |
Menariknya, tandas Dr. Arif Irfa’i hasil evaluasi mengungkapkan lebih dari 90% peserta menilai materi pelatihan sangat relevan dengan kebutuhan mereka, dan 80% menyatakan keterampilannya meningkat signifikan setelah mengikuti kegiatan. Peserta juga menilai metode pelatihan yang menggabungkan teori dan praktik lebih mudah dipahami.
Manfaat sinergi antara dosen, mahasiswa, dan masyarakat dalam menerapkan ilmu pengetahuan secara nyata dapat dirasakan mahasiswa karena belajar langsung bagaimana mentransfer ilmu teknik ke lingkungan masyarakat, sementara dosen memperkuat perannya dalam pengembangan teknologi tepat guna yang bisa diterapkan di skala kecil.
Sukses kegiatan PKM ini menjadi bukti bahwa ilmu teknik dapat diterapkan secara nyata untuk meningkatkan kapasitas masyarakat.
Di tempat berbeda, salah satu peserta pelatihan, Dimas, mengungkapkan kegiatan ini memberinya pengalaman berharga. Sebab dirinya baru mengetahui pengecoran bisa dilakukan dengan alat sederhana seperti ini. Sehingga dirinya jadi tertarik untuk belajar teknik. (tim pkm unesa/don)





0 Komentar