![]() |
| Foto bersama di depan SM Tower. |
MALANG – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang kembali meneguhkan komitmen perkaderan melalui kegiatan Baitul Arqam dan Napak Tilas yang berlangsung di Yogyakarta pada 1–2 November 2025. Kegiatan yang digelar oleh Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK-SDI) ini mengusung tema “Membangun Etos, Menguatkan Kader, dan Mewujudkan Kolaborasi Antarstruktur dan Ortom Muhammadiyah Kota Malang.”
Sebanyak 98 kader mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias. Mereka berasal dari unsur pimpinan daerah, majelis, pimpinan cabang Muhammadiyah se-Kota Malang, hingga organisasi otonom seperti ‘Aisyiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, IMM, IPM, Hizbul Wathan, dan Tapak Suci. Kehadiran lintas ortom dan lintas generasi ini menjadi potret nyata soliditas dan sinergi gerakan Muhammadiyah di tingkat daerah.
![]() |
| Suasana baitul arqam Muhammadiyah Kota Malang. |
Ketua PDM Kota Malang, Prof. Abdu Haris, M.A., dalam sambutannya menegaskan bahwa Baitul Arqam merupakan wadah pembinaan ideologi dan moral kader Muhammadiyah agar memiliki etos juang tinggi, karakter unggul, dan kepekaan sosial. Sementara kegiatan Napak Tilas dirancang sebagai proses pembelajaran historis dan spiritual agar kader dapat meneladani perjuangan dan keikhlasan para tokoh pendiri Muhammadiyah.
Dalam kegiatan ini, seluruh materi disampaikan langsung oleh pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di antaranya Prof. Syamsul Anwar, M.A., Moh. Irfan Islami, M.M., dan Prof. Zuly Qodir, M.Ag. Para narasumber memberikan pemahaman mendalam tentang Islam berkemajuan, kepemimpinan kader, serta peran Muhammadiyah dalam menghadapi dinamika sosial dan tantangan zaman.
![]() |
| Unsur pimpinan PDM Kota Malang ketika baitul arqam di PP Muhammadiyah. |
Perjalanan kegiatan dimulai dengan keberangkatan dari Malang pada Jumat malam. Setibanya di Yogyakarta, peserta melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan, masjid yang dikenal luas karena manajemen jamaahnya yang transparan, partisipatif, dan inspiratif. Di tempat ini, peserta belajar bahwa manajemen yang baik merupakan kunci keberhasilan dakwah dan pelayanan umat.
Kegiatan dilanjutkan ke Gedoeng Muhammadiyah untuk pembukaan dan pelaksanaan sesi Baitul Arqam, kemudian berpindah ke Suara Muhammadiyah Tower (SM Tower) pada siang harinya. Selama pembinaan, peserta terlibat aktif dalam diskusi, refleksi ideologi, dan berbagi pengalaman antarkader lintas ortom. Suasana keakraban, semangat kebersamaan, dan rasa tanggung jawab terhadap gerakan Muhammadiyah begitu terasa.
Hari kedua menjadi momen reflektif dengan kegiatan Napak Tilas ke berbagai situs sejarah Muhammadiyah seperti Langgar Kidul, Makam Nyai Siti Walidah, Masjid Gede Keraton Yogyakarta, hingga Makam K.H. Ahmad Dahlan. Di tempat-tempat bersejarah itu, peserta diajak merenungi kembali makna keikhlasan, ilmu, dan perjuangan yang menjadi fondasi gerakan Muhammadiyah.
![]() |
| Tampak napak tilas jejak perjuangan Muhammadiyah oleh kader PDM Kota Malang. |
Sebelum kembali ke Malang, peserta menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Al Falah Sragen, salah satu masjid dengan sistem pengelolaan terbaik di Indonesia. Dari kunjungan ini, peserta mendapat pelajaran berharga tentang pentingnya tata kelola masjid yang profesional dan berdampak pada pemberdayaan jamaah.
Melalui Baitul Arqam dan Napak Tilas ini, PDM Kota Malang berharap kader Muhammadiyah semakin kuat secara ideologis, kokoh dalam nilai perjuangan, serta mampu menjadi pelopor dakwah Islam berkemajuan di tengah tantangan kehidupan modern. (rilis: soni zakaria)





0 Komentar